“Dan ingatlah ketika Kami berfirman KEPADA PARA MALAIKAT: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali IBLIS; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”
Perintah sujud kepada Adam yang difirmankan Tuhan ditujukan kepada para malaikat, bukan yang lainnya. Pada fragmentasi ini hanya ada dua pihak yakni Tuhan, dan para Malaikat. Namun ada sosok yang membangkang atas perintah itu. Dikarenakan malaikat itu tidak mengerjakan apa yang diperintah Nya, maka ia dikatergorikan oleh Tuhan sebagai iblis.
Tuhan murka kepada iblis karena pembangkangannya. Tetapi iblis meminta izin Tuhan untuk diberi tangguh sampai pada hari dimana manusia dibangkitkan. Dan karena Tuhan telah mencap iblis sebagai figur yang sesat, maka ia akan menjadikan manusia-manusia yang mengikutinya memandang baik perbuatan maksiat yang mereka lakukan.
Ada dua jalan yang Tuhan sediakan kepada manusia; yakni jalan kebenaran, dan jalan yang dimurkai Nya. Pada jalan kebenaran, manusia2 yang memilihnya dibina hanya oleh Air dari Nya. Dan didalam memperoleh air itu, Ia mengutus seseorang yang dipilihnya sebagai figur yang dipilih Nya untuk menampung Air. Tanpa figur itu, Ia tidak akan menurunkan Air. Hanya figur itulah yang dapat mencapai frekwensi Nya. Mereka yang ada di jalan kebenaran akan menjadi sebuah komunitas yang solid, tidak terpecah menjadi golongan-golongan. Merekalah yang diutus pada zamannya sebagai founding father yang muncul pada setiap kebangkitan peradaban.
Mereka hanya menjadikan Tuhan sebagai pemimpin hidupnya. Pengabdiannya hanya ditujukan kepada Nya. Kerjanya, tidurnya, makannya, nafasnya, tidak lain dijadikan sebagai sarana untuk menyambut datang Nya Tuhan di muka bumi.
Mereka tidak mencuri, tidak berzinah, tidak membunuh anak-anak, tidak berdusta, tidak mengambil tuan-tuan lain selain Tuhan. Mereka sangat taat kepada perintah dan menjauhi larangan Nya. Mereka itulah yang menempuh jalan yang lurus; jalan yang diberi nikmat ke atasnya. Sebuah jalan yang dicari oleh setiap manusia.
Sedangkan pada jalan yang dimurkai Nya, makanan yang dikonsumsi berasal dari Iblis yang tadi telah menaruh dendam untuk menyesatkan manusia dengan membuat orang yang mengikutinya menjadi memandang benar apa yang dikerjakannya, padahal ujung dari perbuatannya tidak lain sebuah siksaan yang menistakan.
Perbuatan-perbuatan yang dianggap benar oleh mereka sangat mirip dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam jalan kebenaran. Mereka melakukan ritual juga, berbuat baik juga, menderma pada orang miskin juga, berjuang juga. Tetapi karena yang membina mereka adalah ajaran Iblis menyesatkan, maka orientasi tujuan hidupnya menjadi kacau. Sekali menjadikan Tuhan sebagai tuan, tetapi dilain kesempatan menjadikan yang lainnya sebagai tuan. Di satu sisi menjadikan Tuhan sebagai pengabdian, tetapi dibelahan lain mengabdi kepada perutnya.
Ketika manusia menjadikan tuan-tuan lain disamping Tuhan, itulah makna dari perzinahan besar. Tuhan tidak mau jika disaingi dengan tuan-tuan yang lain, Tuhan sangat pencemburu. Akibat dari penyesatan iblis, mereka tidak mengetahui untuk apa mereka hidup, tugas apa yang sesungguhnya Tuhan embankan kepada manusia. Mereka tidak mengenal Tuhannya. Petunjuk-petunjuk hidup yang diturunkan Nya dijual dengan harga yang murah. Murah karena apa yang ditujunya tidak sebanding dengan peruntukan dalam manual book Nya.
Apa indikator untuk mengenal kedua jalan ini? Mereka yang berada di jalan lurus-benar akan melakoni skenario orang-orang taat yang dikisahkan dalam kitab suci secara struktural, tanpa terkecuali. Sedang mereka yang berada pada jalan yang dimurkai Nya melakoni peran orang-orang durhaka yang juga diceritakan dalam kitab suci.
Jalan kebenaran dipimpin oleh Tuhan dengan mengutus para Nabi dan Rasul, sedangkan jalan yang dimurkai Nya dipimpin oleh iblis dan para pemimpin yang berlaku jahat pada nilai kemanusiaan. Maka para Nabi dan Rasul adalah figur yang Tuhan utus untuk memimpin orang-orang yang taat kepada Nya, sedang iblis menjadi figur yang Tuhan utus untuk memimpin orang-orang dalam jalan yang dimurkai Nya.
Kedua jalan ini saling silih berganti menjadi penguasa di muka bumi karena itu merupakan tradisi Nya. Sebuah kebiasaan yang terpelihara dan akan terus berulang pada setiap zaman. Ada terang, ada gelap. Ada kekuatan kebenaran, ada kekuatan Iblis, Semua ada saatnya, ada batas waktunya. Tinggal kita harus dapat mencerdasi, apakah saat ini jalan kebenaran yang menguasai bumi, atau jalan yang dimurkai Nya yang berkuasa.
Kedua jalan ini terbuka lebar di depan mata untuk ditempuh; Apakah memilih jalan kebenaran dengan melakoni kisah orang-orang taat dalam kitab suci, atau nyaman dalam jalan yang dimurkai Nya dengan menjadikan materialistik sebagai tuan disamping Tuhan. Tetapi Tuhan telah berpesan, bahwa disaat jalan kebenaran muncul, maka jalan-jalan lain yang dipimpin iblis itu akan tunduk kepadanya. Iblis adalah utusan Tuhan juga, ia bisa menyamar untuk mengelabui manusia dari jalan kebenaran kepada jalan kesesatan.
Written by
Berny Satria
#cetusanmindasipagihari